DEDE ISKANDAR: 0 ›rivafauziah ↓ Skip to comments 5 Votes Sejarah ...: "0 › rivafauziah ↓ Skip to comments 5 Votes Sejarah Kabupaten Cianjur sangat sedikit diketahui, akan tetapi menurut cerita-cerita dari orang ..."
Wilujeung sumping baraya anu ku simkuring di anti_anti ti kamari
Sabtu, 23 Juli 2011
0 ›
rivafauziah ↓ Skip to comments 5 Votes Sejarah Kabupaten Cianjur
sangat sedikit diketahui, akan
tetapi menurut cerita-cerita
dari orang tua, daerah
Kabupaten Cianjur dahulunya
adalah termasuk kedalam wilayah Kerajaan Pajajaran.
Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya kepercayaan
masyarakat Cianjur yang sama
dengan masyarakat pada jaman
kerajaan pajajaran yang banyak mengenal kebudayaan hindu. Asal usul Kabupaten Cianjur
diketahui setelah masuk
pengaruh Islam ke Cianjur dari
Kesultanan Banten kira-kira
abad XV.
Bupati pertama Cianjur bernama Wiratanu I yang memerintah
kira-kira abad XVII berpusat di
Cikidul-Cikalong Kulon 20km
sebelah utara Kabupaten Cianjur
sekarang. Kemudian dipindahkan
oleh Bupati Wiratanu II ke tepi sungai dan jalan raya yang telah
dibuat oleh Daendels antara
Anyer – Panarukan yaitu Kota
Cianjur sekarang. Kota Cianjur menjadi Kota
Keresidenan Priangan pada masa
Raden Kusumah Diningrat dengan
wilayah meliputi Pelabuhan Ratu
sebelah barat, Sungai Citanduy
dengan barisan Gunung Halimun, Mega Mendung, Tangkuban
Perahu sebelah timur, dan
Samudra Indonesia sebelah
selatan.
Kemudian pada masa Bupati R.A.A
Prawiradiredja wilayah Cianjur mengalami perubahan menjadi
Cikole sebelah barat, Sukabumi
sekarang, Bandung dan
Tasikmalaya dengan Ibukota
Keresidenan dipindahkan ke
Bandung. Perkebunan karet dan teh
merupakan akibat dari sistem
tanam paksa (cultur stelsel).
Perkebunan tersebut merupakan
tempat hiburan akhir pekan bagi
asisten residen dan orang-orang belanda yang tinggal di Cianjur
dan cenderung membuat rumah
didaerah Cipanas-Puncak. GEOGRAFIS Secara Geografis, Kabupaten
Cianjur terletak pada 106. 25o
-107. 25o Bujur Timur dan 6.21o
– 7.32o Lintang Selatan dengan
batas-batas administratif : Sebelah Utara berbatasan
dengan wilayah Kabupaten Bogor
dan Kabupaten Purwakarta. Sebelah Barat berbatasan
dengan wilayah Kabupaten
Sukabumi. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Samudra Indonesia. Sebelah Timur berbatasan
dengan wilayah Kabupaten
Bandung dan Kabupaten Garut. Luas wilayah Kabupaten Cianjur
+/- 3.501,48 km2 terbagi dengan
ciri topografi sebagian besar
berupa daerah pegunungan,
berbukit-bukit dan sebagian
merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0 s/d 2.962
meter diatas permukaan laut
(Puncak Gunung Gede) dengan
kemiringan antara 1% s/d 15%. OBYEK WISATA 1. Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango Salahsatu dari 33 Taman Nasional
di Indonesia yang memiliki
keanekaragaman flora dan fauna
dengan luas 15.196 Ha serta
ketinggian Gunung Gede 2.958
mdpm dan Pangrango 3.019 mdpm. Terdapat beberapa kawah ;
kawah ratu, wadon, lanang dan
baru. Lokasi di Kecamatan Pacet
dengan jarak tempuh dari
Jakarta sekitar 80km. 2. Kebun Raya Cibodas Merupakan cagar alam yang
memiliki 1001 jenis tanaman
kaktus yang berusia lebih dari
100 tahun. 3. Istana Presiden Cipanas Dibangun pada tahun 1740 oleh
warga Belanda bernama Van
Heuts diatas tanah 25 Ha.
Didalam sekitar istana terdapat
suatu bangunan yang dapat
dikunjungi yaitu Gedung Bentol yang dulunya pernah dipakai
Presiden Soekarno menyusun
naskah kemerdekaan RI 4. Taman Bunga Nusantara Taman seluas 23 Ha beriklim
tropis yang benar-benar nyaman
dan menyenangkan dengan
berbagai jenis bunga dari
berbagai negara di Asia, Amerika,
Afrika, Australia dan Eropa. Lokasi di desa Kawung Luwuk
Kecamatan Sukaresmi dengan
jarak tempuh sekitar 90km dari
Jakarta. 5. Perkebunan Teh Puncak Pemandangan dengan
latarbelakang kebun teh dapat
dilihat di Puncak. Merupakan
Agrowisata yang indah, sejuk
dan nyaman yang sewaktu-
waktu diselimuti kabut. Cocok untuk kegiatan ‘Tea Walk’ dan
Terbang Layang. 6. Pusat Belanja Wisata Sepanjang jalur Puncak-Cianjur
terdapat banyak tempat
menginap hotel berbintang
maupun kelas melati, restoran
yang menyajikan aneka ragam
makanan khas, factory outlet, souvenir, buah-buahan segar,
sayur mayur serta bunga/bonsai. SENI TRADISIONAL 1. Seni Mamaos Cianjuran Keistimewaannya adalah lagu-
lagunya tidak berpatokan pada
birama tertentu, sehingga
banyak yang bilang bahwa Seni
Cianjuran adalah termasuk Seni
Jazz. 2. Kacapi Suling, Jaipongan
(Ketuk Tilu) dan Calung MAKANAN TRADISIONAL 1. Tauco Makanan khas Cianjur yang
berasal dari negeri Cina. Terbuat
dari kacang kedelai pilihan,
diproses secara tradisional. Pabrik tauco tertua adalah
pabrik tauco cap meong,
didirikan tahun 1880 di kota
Cianjur. 2. Manisan BUDAYA TRADISIONAL 1. Pengrajin Sangkar Burung
2. Pengrajin Lampu Kuning
3. Pengrajin Cinderamata Bambu
dan Kayu SENI BELADIRI TRADISIONAL Pencak Silat / Maenpo Tiga abad silam merupakan saat
bersejarah bagi Cianjur. Karena
berdasarkan sumber – sumber
tertulis , sejak tahun 1614
daerah Gunung Gede dan Gunung
Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram. Tersebutlah
sekitar tanggal 12 Juli 1677,
Raden Wiratanu putra R.A.
Wangsa Goparana Dalem Sagara
Herang mengemban tugas untuk
mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial
Belanda yang mulai menanamkan
kuku-kunya di tanah
nusantara.Upaya Wiratanu untuk
mempertahankan daerah ini juga
erat kaitannya dengan desakan Belanda / VOC saat itu yang ingin
mencoba menjalin kerjasama
dengan Sultan Mataram
Amangkurat I. Namun sikap patriotik
Amangkurat I yang tidak mau
bekerjasama dengan Belanda /
VOC mengakibatkan ia harus rela
meninggalkan keraton tanggal 12
Juli 1677. Kejadian ini memberi arti bahwa setelah itu Mataram
terlepas dari wilayah
kekuasaannya. Pada pertengahan abad ke 17
ada perpindahan rakyat dari
Sagara Herang yang mencari
tempat baru di pinggir sungai
untuk bertani dan bermukim.
Babakan atau kampoung mereka dinamakan menurut menurut
nama sungai dimana pemukiman
itu berada. Seiring dengan itu
Raden Djajasasana putra Aria
Wangsa Goparana dari Talaga
keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga
karena masuk Agama Islam,
sedangkan para Sunan Talaga
waktu itu masih kuat memeluk
agama Hindu. Sebagaimana daerah beriklim
tropis, maka di wilayah Cianjur
utara tumbuh subur tanaman
sayuran, teh dan tanaman hias.
Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh
dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan.
Sedangkan di wilayah Cianjur
Selatan tumbuh tanaman
palawija, perkebunan teh, karet,
aren, cokelat, kelapa serta
tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan
antara lain obyek wisata pantai
yang masih alami dan menantang
investasi. Aria Wangsa Goparana kemudian
mendirikan Nagari Sagara Herang
dan menyebarkan Agama Islam
ke daerah sekitarnya.
Sementara itu Cikundul yang
sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari
tempat pemukiman rakyat
Djajasasana. Beberapa tahun
sebelum tahun 1680 sub nagari
tempat Raden Djajasasana
disebut Cianjur (Tsitsanjoer- Tjiandjoer). Dalem / Bupati Cianjur dari masa
ke masa 1. R.A. Wira Tanu I (1677-1691)
2. R.A. Wira Tanu II (1691-1707)
3. R.A. Wira Tanu III (1707-1727)
4. R.A. Wira Tanu Datar IV
(1927-1761)
5. R.A. Wira Tanu Datar V (1761-1776)
6. R.A. Wira Tanu Datar VI
(1776-1813)
7. R.A.A. Prawiradiredja I
(1813-1833)
8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)
9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem
Pancaniti) (1834-1862)
10. R.A.A. Prawiradiredja II
(1862-1910)
11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)
12. R.A.A. Wiaratanatakusumah
(1912-1920)
13. R.A.A. Suriadiningrat
(1920-1932)
14. R. Sunarya (1932-1934) 15. R.A.A. Suria Nata Atmadja
(1934-1943)
16. R. Adiwikarta (1943-1945)
17. R. Yasin Partadiredja
(1945-1945)
18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)
19. R. Abas Wilagasomantri
(1946-1948)
20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga
(1948-1950)
21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)
22. R. Akhyad Penna (1952-1956)
23. R. Holland Sukmadiningrat
(1956-1957)
24. R. Muryani Nataatmadja
(1957-1959) 25. R. Asep Adung Purawidjaja
(1959-1966)
26. Letkol R. Rakhmat
(1966-1966)
27. Letkol Sarmada (1966-1969)
28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)
29. Drs. H. Ahmad Endang
(1970-1978)
30. Ir. H. Adjat Sudrajat
Sudirahdja (1978-1983)
31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)
32. Drs. H. Eddi Soekardi
(1988-1966)
33. Drs. H. Harkat Handiamihardja
(1996-2001)
34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006))
35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh,
MM (2006-2011)
Langganan:
Postingan (Atom)