Senin, 25 Oktober 2010
Artikel Emosi
"Emosi" menurut Oxford English Dictionary,
adalah setiap kegiatan atau
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap
keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap. Ada dua macam emosi yang kita
kenal, yaitu: "emosi negatif" dan
"emosi positif". Untuk bisa menjalani kehidupan
dengan kegembiraan, kebahagiaan
yang dinamis di sepanjang hidup Anda, maka
Anda harus bisa mengatur dan
mengendalikan "emosi Anda".
Mengendalikan emosi tidak berarti Anda
berhenti merasa, atau berhenti
mengekspresikan diri Anda. Ini berarti, Anda
harus bisa mengenali, dan bisa
memahami; mana yang berupa "emosi positif"
dan mana yang "emosi negatif".
"Emosi negatif" itu mempunyai ciri khas, yaitu
membuat perasaan frustasi, putus
asa, dendam, iri hati, dengki, dan hal negatif
lainnya. Sedangkan ciri "Emosi
positif" adalah selalu membuat perasaan Anda
gembira, damai, sejahtera, rasa
persahabatan, dan hal positif lainnya.
Memang kalau dipikirkan adalah sangat
mengherankan, jika dalam setiap
perilaku kita, peran emosi dalam pengendalian
diri kita ternyata sangat besar.
Anda mau semangat atau mau frustasi, itu juga
merupakan hasil kerja emosi.
Keputusan-keputusan dalam hidup kita, sebagian
besar juga diambil berdasarkan
emosi. Banyak sudah bukti, bahwa manusia
dalam mengambil keputusan lebih sering
didasarkan pada emosi. Penyair Inggris,
Alexander Pope, yang pernah hidup 300
tahun lalu, mengatakan, "Nafsu yang
memerintah, jadilah seperti keinginannya.
Nafsu yang memerintah mengalahkan nalar
pikiran".
Mengingat bahwa emosi mempunyai dua sisi,
"positif dan negatif"; maka
semestinya Anda bisa belajar mengatur dan
mengendalikan emosi, dan bukan emosi
yang justru mengatur dan mengendalikan Anda.
Anda harus selalu berusaha
memahami kedua sisi emosi Anda itu, semata-
mata biar Anda bisa mengendalikannya
dengan baik.
Banyaknya kasus-kasus kekerasan di negara
kita ini, juga diakibatkan oleh
mereka yang gagal dalam mengatur emosinya,
sehingga mereka malah dikuasai dan
diatur oleh "emosi negatif" yang sangat kuat.
Bergolaknya pertempuran dan
peperangan di belahan bumi lainnya, juga pasti
diakibatkan oleh pemimpinnya
yang tidak bisa mengendalikan emosi negatifnya.
Sepanjang sejarah dunia, sudah
banyak dicatat bahwa peran pengendalian emosi
ini memang sangat mutlak sifatnya.
Jadi, adalah sangat penting dan mutlak sifatnya,
bahwa kita, Anda dan saya
memang harus bisa mengendalikan emosi diri,
terlebih lagi emosi diri yang
negatif. Intinya adalah, konsekuensi bertindak itu
lebih berdasarkan emosi
daripada nalar logika; sehingga bisa
mengakibatkan dua macam hasil, yaitu: bisa
mengubah kehidupan menjadi lebih baik...atau
bahkan mengakhiri kehidupan
selamanya, jika konsekuensi emosi tak terkendali.
Salah satu kunci "kecakapan
sosial" adalah seberapa baik atau buruk
seseorang mengungkapkan perasaannya
sendiri.
Banyak contoh di negara kita ini, bagaimana
bisa terjadi begitu banyak kasus
kekerasan, pembunuhan, perampokan, kasus
hamil di luar nikah, kecanduan
obat-obatan berbahaya, naik motor "ugal-
ugalan" di jalan raya, kasus "bonek"
sepak bola, bahkan kasus korupsi uang rakyat,
dan masih sederet panjang lagi
kasus negatif yang merusak citra bangsa ini;
yang dulunya lebih dikenal sebagai
bangsa cinta damai dan ramah tamah. Dan,
sekarang ini dikhawatirkan akan
menjadi bangsa yang diperbudak oleh nafsu
angkara, yang dikendalikan oleh
"emosi negatif". Ingatlah kalimat bijak ini,
"Harapan utama suatu bangsa,
terletak pada baiknya pendidikan kaum
mudanya".
Jika Anda menginginkan tetap memiliki pribadi
positif dan dinamis, dengan
semangat juang dan daya juang yang tidak
pernah luntur; maka Anda harus
sungguh-sungguh memahami dan menghargai
"kekuatan emosi positif", untuk
kemudian belajar mengendalikannya. Emosi
positif justru akan semakin mendorong
Anda ke arah sasaran-sasaran Anda, dan
membantu memenanginya. Kontrol emosi
diri sangat penting bagi kesuksesan Anda. Tanpa
itu, Anda bisa bertindak dengan
"membabi buta", dan tidak terarah secara benar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar