Sabtu, 09 Oktober 2010
GAYA HIDUP REMAJA MODERN
Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang”
yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler
dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam
Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan
antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan
kelompok terhadap seseorang dalam bertindak
berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh
karena itu banyak diketahui macam gaya hidup
yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup
metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya.
Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup
individu yang di identifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam
hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka
pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam
Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya
hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada
sikap dan perilaku seseorang dalam
hubungannya dengan 3 hal utama dalam
kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan
cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
gaya hidup adalah konsep diri.
Hawkins (dalam Nugroho, 2002) yang
mengatakan bahwa pola hidup yang
berhubungan dengan uang dan waktu
dilaksanakan oleh seseorang berhubungan
dengan keputusan. Orang yang sudah
mengambil suatu keputusan langkah selanjutnya
adalah tindakan.
Orang yang sudah mengambil keputusan untuk
mencari kesenangan dari uang yang dimiliki
seperti melakukan aktivitas nyata untuk
berbelanja di mall atau supermarket, tentu saja
memberi nilai tambah dari pada berbelanja di
toko biasa. Adapun penggunaan waktu dengan
gaya hidup merupakan kreativitas individu dalam
memanfaatkan waktu yang ada untuk kegiatan
yang bermanfaat atau kegiatan untuk bersenang-
senang.
Menurut SRI International (1989) salah satu
contoh segmentasi psikografis adalah VALS 2.
Dalam VALS 2 (Values & Life Style) terdapat dua
dimensi yang menjadi titik beratnya, yaitu self
orientation dan resources. Resources yang
dimaksudkan bukanlah semata-mata materi,
tetapi dalam arti yang luas yang mencakup
sarana dan kapasitas psikologis, fisik, dan
demografis. Dalam perilaku konsumsi yang
didorong oleh self orientation terdapat tiga
kategori yaitu principle, status dan action.
Self orientation yang bertumpu pada principle,
berarti keputusan untuk membeli berdasarkan
karena keyakinannya. sehingga keputusannya
untuk membeli bukan hanya karena ikut-ikutan
atau sekedar untuk mengejar gengsi. Boleh
dikatakan tipe ini lebih rasional sedangkan yang
bertumpu pada status, keputusannya dalam
mengkonsumsi didominasi oleh apa kata orang.
Produk-produk bermerek menjadi pilihannya.
Bagi yang bertumpu kepada action, keputusan
dalam berkonsumsi didasari oleh keinginannya
untuk beraktivitas sosial maupun fisik,
mendapatkan selingan atau menghadapi resiko.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang
di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas,
minat, opininya dan dimensi self orientation gaya
hidup mencakup tiga kategori yaitu prinsip,
status, aksi.
Bentuk-bentuk Gaya Hidup
Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997) ada
beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :
a. Industri Gaya Hidup
Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu
justru mengalami estetisisasi, “estetisisasi
kehidupan sehari-hari” dan bahkan tubuh/diri
(body/self) pun justru mengalami estetisisasi
tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun
menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya
hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah
ungkapan yang mungkin cocok untuk
melukiskan kegandrungan manusia modern
akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup
untuk sebagian besar adalah industri
penampilan.
b. Iklan Gaya Hidup
Dalam masyarakat mutakhir, berbagai
perusahaan (korporasi), para politisi, individu-
individu semuanya terobsesi dengan citra. Di
dalam era globalisasi informasi seperti sekarang
ini, yang berperan besar dalam membentuk
budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa
(taste culture) adalah gempuran iklan yang
menawarkan gaya visual yang kadang-kadang
mempesona dan memabukkan. Iklan
merepresentasikan gaya hidup dengan
menanamkan secara halus (subtle) arti
pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik.
Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi
pilihan cita rasa yang kita buat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar